Kamis, 24 Maret 2016

ILMU KESATPAMAN

SATUAN PENGAMANAN


I. SEJARAH TERBENTUKNYA SATPAM

Kepolisian Negara Republik Indonesia menyadari bahwa Polisi tidak mungkin bekerja sendiri dalam menciptakan masyarakat dan lingkungan yang aman dan tertib, hal inilah yang mendorong  terbentuknya satpam di Indonesia. Kapolri (ketika itu dijabat Jenderal Polisi (Purn) Prof. DR. Awaloedin Djamin ) mengeluarkan Surat Keputusan Kapolri; No. SKEP/126/XII/1980 tertanggal 30 Desember 1980 Tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan.

Selanjutnya, pada 30 Desember 1993, Polri mengukuhkan Jenderal Polisi (Purn) Prof. DR. Awaloedin Djamin menjadi Bapak Satpam dan menetapkan hari lahirnya Satpam Indonesia pada tanggal 30 Desember.

Seiring dengan berjalannya waktu, Satpam dituntut untuk lebih profesional baik dari segi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, prosedur, proses dan SDM nya, maka dikeluarkanlah  Peraturan  Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 Tanggal 10 Desember 2007 mengenai Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah.



II. PENGERTIAN SATPAM

Satuan Pengamanan yang selanjutnya disingkat Satpam adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya.(Peraturan Kepala  Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah, BAB I, Pasal 1, Ayat 6).

Satuan atau kelompok”, ini berarti seorang Satpam bisa bertugas menempati Pos Penjagaan seorang diri atau berkelompok, kalau berkelompok berarti harus ada yang memimpin, bisa itu Kepala Satpam, Komandan Regu (Danru) atau anggota senior (yang dituakan).

"Petugas” mengandung arti bahwa Satpam adalah masyarakat biasa yang telah dididik dan dilatih dalam bidang keamanan. 
Telah dididik dan dilatih di Lembaga Pendidikan POLRI atau BUJP yang telah memenuhi syarat. 

Seorang Anggota Satpam selama bertugas mengamankan area, maka ia harus membawa Kartu Anggota Satpam, dari POLDA setempat.

Perusahaan adalah suatu badan yang melakukan kegiatannya berorientasi komersial yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia. Sedangkan Instansi/lembaga Pemerintah adalah organisasi pemerintah selain Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berorientasi pada fungsi pelayanan masyarakat, yang menyelenggarakan Satuan Pengamanan.     
                 
Badan Usaha Jasa Pengamanan yang selanjutnya disingkat BUJP. BUJP adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang penyediaan tenaga pengamanan, pelatihan keamanan, kawal angkut uang/barang berharga, konsultasi keamanan, penerapan peralatan keamanan, dan penyediaan satwa untuk pengamanan.


III. TUGAS POKOK SATPAM

Maksud dari “Tugas Pokok” adalah :
  • Suatu kewajiban yang harus dikerjakan
  • Pekerjaan yang merupakan tanggungjawab
  • Perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.  
Jadi Tugas Pokok-nya Satpam adalah “Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspekpengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya” (Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 1).

Menyelenggarakan mengandung arti :
1.  Mengurus dan mengusahakan sesuatu (seperti memelihara, memiara, merawat).
2.    Melakukan atau melaksanakan (perintah, peraturan, rencana).
3.    Menunaikan atau menyampaikan (maksud, tugas kewajiban).
4.    Mengurus dan memperhatikan (kepentingan, usaha, perkara).
5.    Mengadakan, mengatur, dan mengurus (pesta, pertunjukan, pameran, dsb).

Pengamanan Fisik adalah segala usaha dan kegiatan  untuk mencegah / mengatasi timbulnya ancaman dan gangguan keamanan dan ketertiban lingkungan suatu instansi / proyek / badan usaha secara fisik melalui kegiatan pengaturan, penjagaan dan perondaan serta kegiatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing instansi / proyek / badan usaha yang bersangkutan.

Objek yang diamankan-ditertibkan pada saat pengamanan fisik, adalah :
1.    Asset : Benda bergerak – benda tidak bergerak, gedung, harta benda, dll.
2.    Personil : Klien, Atasan, manajemen, Nasabah, Konsumen, Supplier, Pengunjung, Tamu, Rekan, dll.
3.    Informasi : No Tlp pribadi staff, keberadaan staff, proses produksi, kekuatan pengamanan, data-data perusahaan, dll.



IV. FUNGSI SATPAM

Apa yang dimaksud dengan Fungsi? Fungsi berarti :
  • Manfaat
  • Kegunaan
Jadi apa manfaat atau Kegunaan Satpam? Kegunaan atau Fungsi Satpam adalah “Melindungi dan mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari setiap gangguan keamanan, serta menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya”. (Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 2).

Yang dimaksud dengan melindungi adalah : menjaga atau menyelamatkan supaya terhindar dari ancaman, gangguan dan marabahaya. Sedangkan yang dimaksud dengan mengayomi adalah memelihara atau memayungi.

Untuk lebih jelasnya, “Melindungi adalah upaya fisik” sedangkan “Mengayomi” adalah, seorang Satpam harus mampu memberikan rasa aman bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Untuk bisa menegakan peraturan dan tata tertib, seorang Satpam harus memiliki Sikap  dan Tampang Satpam yang baik.



V. PERANAN SATPAM

Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengemban fungsi kepolisian terbatas, Satpam berperan sebagai:
  1. unsur pembantu pimpinan organisasi, perusahaan dan/atau instansi/ lembaga pemerintah, pengguna Satpam di bidangpembinaan keamanan dan ketertiban lingkungan/tempat kerjanya;
  2. unsur pembantu Polri dalam pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan peraturan perundang-undangan serta menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan (security mindedness dan security awareness) di lingkungan/tempat kerjanya.( Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 2).
Yang dimaksud dengan “pembinaan” adalah segala usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakan termasuk kegiatan koordinasi, untuk ikut serta secara aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan ketertiban dan keamanan bagi diri dan lingkungan kerjanya.

Untuk menegakan peraturan perundang-undangan serta menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan (security mindedness dan security awareness), seorang anggota Satpam pertama-tama harus tunduk dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan (Termasuk peraturan Lalu lintas).

Di dalam melaksanakan tugasnya, Satpam memiliki kewenangan untuk penegakan peraturan dan tata tertib karena Satpam merupakan pembantu pimpinan.



VI. DASAR HUKUM TENTANG SATUAN PENGAMANAN

Satuan Pengamanan atau yang biasa disingkat dengan SATPAM merupakan salah satu implementasi dari Civil Security di Indonesia, Civil Security yaitu penyelenggaraan pengamanan formal yang dilakukan oleh warga sipil. SATPAM dalam konsepnya merupakan salah satu bentuk dari Pengamanan Swakarsa.

SATPAM dalam pelaksanaan tugasnya dilindungi secara hukum melalui Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia ataupun Surat Keputusan Kapolri (Skep Kapolri). Adapun peraturan-peraturan atau surat keputusan dari Kapolri yang mengatur tentang SATPAM adalah sebagai berikut :

Peraturan Kapolri No.Pol. 24 tahun 2007 tentang Sistem Pengamanan Manajemen Perusahaan/Instansi Pemerintahan

Peraturan Kapolri No.Pol. 18 tahun 2006 tentang Pelatihan dan Kurikulum Satuan Pengamanan

Peraturan Kapolri No.Pol. 17 tahun 2006 tentang Pedoman Pembinaan Badan Usaha Jasa Pengamanan dan Penyelamatan

Surat Keputusan Kapolri No.Pol. Skep/1021/XII/2002 tentang Nomor Registrasi dan KTA Satpam

Surat Keputusan Kapolri No.Pol. Skep/1019/XII/2002 tentang Pakaian Seragam Satuan-Satuan Pengamanan

Surat Keputusan Kapolri No.Pol. Skep/302/III/1993 tentang Tanda Kualifikasi Pendidikan Anggota Satpam

Surat Keputusan Bersama Menaker No. KEP.275/Men/1989 dan Kapolri No.Pol. Kep/04/V/1989 tentang Pengaturan Jam Kerja, Shift dan Jam Istirahat Serta Pembinaan Tenaga Kerja Satuan Pengamanan.



VII. PRINSIP-PRINSIP PENUNTUN SATUAN PENGAMANAN


A. Prinsip Prinsip Penuntun Satuan Pengamanan


1. Kami anggota satuan pengamanan memegang teguh disiplin, patuh dan taat pada pimpinan ,jujur dan bertanggung jawab.

2. Kami anggota satuan pengamanan senantiasa menjaga kehormatan diri dan menjunjung tinggi kehormatan satuan pengamanan.

3. Kamii anggota satuan pengamanan senantiasa waspada dalam melaksanaan tugas sebagai pengaman dan penertib dilingkungan kerja.

4.  Kami anggota satuan pengamanan senantiasa bersikap open,dan tidak
menganggap remeh sesuatu yang terjadi di lingkungan kerja.

5.  Kami anggota satuan pengamanan adalah petugas yang tangguh dan senantiasa bersikap etis dalam menegakan peraturan.


B. JANJI SATPAM

1.  Setia dan menjunjung tinggi pancasila dan undang undang dasar 1945.

2.  Memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta berani bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan tugas.

3. Menjaga kehormatan diri dan menjunjung tinggi kehormatan satuan pengamanan.

4. Memelihara persatuan dan kesatuan satuan pengamanan serta aparat keamanan lainnya.

5.  Senantiasa memelihara dan meningkatkan kewaspadaan serta kemampuan tugas demi tercapainya keamanan lingkungan.



VIII.  SIKAP DAN PERILAKU ANGGOTA SATPAM 

1.  Memelihara  kebersihan badan. 
2.  Rambut  dicukur  rapi.
3.  Kumis dicukur  rapi, jambang  dan jenggot dicukur  habis.
4.  Pakaian rapi, bersih sesuai ketentuan tentang  seragam Satpam. 
5.  Ulet, Tabah, Sabar dan Percaya  Diri dalam mengemban tugasnya. 
6.  Mentaati  peraturan-peraturan  Negara  dan  menghormati  norma-norma  yang  berlaku didalam lingkungan kerja  /kawasan kerja. 
7.  Memegang teguh rahasia  yang  dipercayakan. 
8. Bertindak tegas, jujur, berani, adil bijaksana. 
9.  Cepat  tanggap  (Responsif)  dalam  memberikan  perlingdungan  maupun  pengamanan  pada masyarakat lingkungan kerjanya. 
10. Dapat  dijadikan  suri  tauladan  di  tengah-tengah  masyarakat  atau  lingkungan  kerjanya terutama  dalam mengemban tugasnya. 
11.  Melindungi  dan  menyelamatkan  nyawa,  badan,  harta  dan  kehormatan  personil dilingkungan atau kawasan kerjanya. 
12.  Menghormati  dan menjunjung  tinggi Hak Azazi Manusia. 
13. Tidak  menonjolkan  kepentingan  pribadi  dan  mencampuri  urusan  /  bidang  lain yang  tidak ada  sangkut pautnya  dengan tugas. 
14.  Memiliki  rasa  kebanggaan  dan  semangat  KORPS  serta  senantiasa  menjaga  nama  baik ditengah-tengah masyarakat atau lingkungan kerjanya.


IX. PERLENGKAPAN ANGGOTA SATPAM

1.  Kartu Tanda  Anggota Satpam. 
2.  Kartu Tanda  Penduduk. 
3.  Buku Catatan. 
4.  Buku Saku. 
5.  Surat Keterangan  Lainnya  (SIM,Surat Keterangan  Pemegang  Borgol dan lainnya). 
6. Pensil atau Ballpoint. 


X. PROSEDUR-PROSEDUR YANG DILAKUKAN SATUAN PENGAMANAN

Terkait masalah SOP yang harus dilakukan Satpam antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tidak akan sama. Hal ini dikarenakan SOP disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Namun demikian ada prosedur yang biasa  diterapkan, sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini.

1.  Prosedur   Dalam   Penanganan   TKP  (Lokasi  Kejadian)

 A.  Tindakan  terhadap  lokasi  kejadian 

 - Tutup  dan   jaga   TKP   dari   gangguan  orang-orang   yang   tidak  berkepentingan. - Pertahankan    keaslian    TKP    (status  Quo)  dan    selama    pemeriksaan    pada    TKP .
- Cegah  barang   bukti/bekas  jangan  sampai  rusak/hilang.   
- Jangan    memegang    barang    bukti    dengan    tangan    telanjang/terbuka    agar    sidik  jari  pelaku  tetap   asli.  
- Hubungi  polisi  setempat  secara  langsung  melalui  telepon. 

B.  Tindakan  terhadap  korban   

- Memeriksa  apabila   msih  ada   tanda-tanda   kehidupan  pada   korban.   
- Beri  tanda-tanda   letak   korban  di TKP  (  gunakan  kapur  tulis )   
- Bila masih ada tanda-tanda kehidupan segera diberikan pertolongan dengan  ( P3K ).
- Bila  memungkinkan  mintai  indentitas pelaku 

C.  Tindakan  terhadap  pelaku   

-Tangkap  pelaku  bila  masih  ada   di  TKP   dan   melakukan  penggeledahan.   
- Catat  indentitas  pelaku (nama, umur, pekerjaan,  alamat)   
- Adakan pencarian  singkat  jika  pelaku kiranya berada disekitar  TKP  
- Segera menghubungi pihak kepolisian setempat. 

D.  Tindakan  terhdap  saksi   

- Cari keterangan saksi-saksi yang mengetahui dan jaga jangan sampai berhubungan satu dengan yang lainnya.   
- Tahan saksi ditempat kejadian sambilmenunggu sampai datangnya petugas penyidik cari kepolisian setempat.  
- Catat nama, pekerjaan dan alamat pada saksi dan memerintahkan siapapun yang dicurigai untuk tidak meninggalkan TKP.

E. Melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian terdekat dan keluarga korban melalui telepon.

F. Kewajiban memberi laporan singkat/khusus  

- Setelah penyidik datang, laporkan    semua    urutan  –  urutan    tindakan    yang   telah  dilikukan    dan    dibuat    laporan    secara    singkat    tentang    nama,  alamat    korban, saksi    dan    pelaku    tindak    pidana    yang  dicurigai    serta    tindakan    yang    telah  dilaksnakan  di  TKP.  

- Melaporkan  ke  General  Manager  dan  koodinator  setempat 



2.  Prosedur   Mengatasi  Orang  Mabuk   Dan  Perkelahian

A.    Orang   mabuk  

-  Amankan  orang   yang   mabuk  sehingga  tidak   membahayakan  orang   lain.
- Lakukan    penangkapan    apabila    ada    perlawanan    gunakan    tongkat    polisi  (KOPEL  )    dengan    tidak    membahayakan    diri    orang    yang    sedang    mabuk,  setelah  orang   mabuk  dapat  dikendalikan,  lakukan  pemborgolan.   
- Apabila    orang    mabuk    tersebut    tidak    melakukan    perbuatan    mengganggu  keamanan    segera    amankan    dan    usahakan  orang    tersebut    untuk    menjauh    dari  lingkungan  kerja.   
- Apabil terjadi pengrusakan oleh    orang mabuk tersebut, sehingga    peristiwa tersebut menyebabkan   kerugian materi, kumpulkan barang bukti selanjutnya diserahkan kepada   polisi  guna kepentingan penyidikan.  Laporkan perihal tersebut  kekoordinator  setempat. 


B.   Perkelahian 

-  Segera    melerai  /    memisahkan    dengan    memberikan    peringatan    untuk  mengalihkan  perhatiannya 
-  Mendamaikan   dengan   cara   membawa   orang   yang   berkelahi   ke   pos   penjagaan.  
- Laporkan  hal  tersebut  ke  koordinator  setempat.



3. Prosedur   Penanggulangan   Kebakaran

 A.  Jangan  Panik, 

- Usahakan  tetap  tenang  :   Ingat  setiap  kepanikan   akan  mengurangi  daya   fikir  dan   gerak  anda.   
- Pastikan  lokasi  kebakaran.

 B.  Bunyikan  alarm:  

- Alarm   dibunyikan  guna   memberitahukan    kebakaran   dan   melakukan    tindakan  pengamanan.  
- Usahakan    melokalisir  /    membatasi    daerah    kebakaran    guna    mencegah  menjalarnya  api  lebih  luas. 

C.  Pergunakan  alat pemadam  api  ringan   ( APAR ) 

-  Kecepatan,   keamanan  dan  ketepatan   menggunakan  APAR   akan   berpengaruh  dalam  pemadam  kebakaran.   
- Jika    api    masih    berkobar  /  membesar,    segera    usahakan    pemadam    api    dengan  peralatan   yang   lebih  memadai. 

D.  Hindari    menjadi    korban    yang    sia  –  sia    akibat    kecerobohan    diri    sendiri    sehingga  terjebak  dalam  kebakaran  api.

E. Matikan  aliran  listrik,  gas  dan  aliran  bahan  bakar

 - Dalam    kebakarn    kita    harus    berusaha    mengurangi    segala    kemugkinan    dapat  membesarkan   api  dan  jatuhkan  korban  bahaya   lainnya.  
- Segera    putuskan  /    matikan    aliran    listrik    pada    saklar    induk    dan    disegel,  pastikan  sekring   tidak   dipegang. 

F.  Beritahukan  dinas  kebakaran Untuk  menanggulangi  bahaya   kebakaran   yang    besar    dibutuhkan  bantuan  dari   dinas  kebakaran  jika   dibutuhkan. 

G.  Melaporkan    kejadian    tersebut    pada    Pimpinan    dan    Koordinator    untuk    ditindak  lanjuti. 

H.  Hubungi  pihak  kepolisian  setempat   

- Usahakan   orang – orang   yang   tidak   berkepentingan    dilarang   keluar  atau    masuk  area   kerja. 
- Dilarang    keluar  atau  masuk    area    kebakaran    guna    penyelidikan    dari    pihak  kepolisian.  
- Melokalisir,  membatasi  area   kebakaran,   gunakan  iota   polisi  (police  line)

 I. Segala    tindakan    agar    tidak    terlepas    dari    petunjuk    atasan    dan    pihak    manajemen  Area  kerja.


 4.  Prosedur   Ancaman   Bom   Via  Telepon 

A.  Penerimaan  telepon  harus  bersikap  tenang,  wajar  dan  jangan  panik.

B.  Pancing    penelepon    agar    bicara    selama    mungkin    dengan      berbagai    pertanyaan  untuk  mengenali   suara   penelepon.

C.  Ingat    dan    catat  pesan-pesan    penelepon    dan    perhatikan    suasana    lingkungan    yang  terdengar  ditelepon,  misalnya   dialek/logat  penelpon,  suara   mobil  lalu   lalang   dan  lain-lain. 

D.  Segera    hubungi    pihak    GM,    koordinator    dan    kepolisian    terdekat    secara    diam-diam  guna   menghindari  kepanikan tamu/karyawan. 

E.  Hubungi  pihak  telkom   dari  mana   tempat/lokasi  penelpon. 

F.  Lakukan    penyisiran    untuk    mencari    apakah    ada    benda    dilokasi    dengan    ciri-ciri   yang   disebutkan oleh  penelepon. 

G.  Apabila    benda    tersebut    ditemukan    jangan    disentuh    melainkan    lakukan    tindakan  pengamanan   ditempat    kejadian    perkara  (TKP)  sambil    menunggu    petugas    kepolisian  tiba. 

H.  Koordinasi  agar  staff/karyawan  dan  tamu  untuk  segera   keluar   dengan  tertib.

 I. Amankan    semua    akses    keluar/masuk,    orang-orang    yang    tidak    berkepentingan  “DILARANG  MASUK”. 

J. Koordinasi  secara  terus  menerus  pada  pihak  manajemen  pemberi  kerja.




 5.  Prosedur   Pengamanan   Ledakan   Bom

 A.  Evakuasi    secara    total    dilakukan    secara    tertib,    gunakan    rute    jalur    yang    aman    dan  jauh  dari  daerah  ledakan.

 B. Amankan  TKP   dengan   radius   200  meter  dari   pusat  ledakan. 

C. Hubungi    tim    P3K    dan    pemadam    kebakaran    kemudian    hubungi    pihak    kepolisian  setempat  serta  team  GEGANA  JIHANDAK   BRIMOB  . 

D. Koordinator    mendampingi    team    JIHANDAK   dalam    melakukan    penyisiran    lokasi    guna  mencari  kemungkinan   adanya   bahan  peledak  lainnya. 

E. Bila   ada   daerah   yang   mencurigakan  segera   amankan  dan  kosongkan. 

F.  Buat    laporan    kejadian    secara    detail/rinci    berdasarkan    fakta-fakta    dilapangan    maupun  saksi-saksi   yang   ada. 

G.  Segara   laporkan    secara    detail/rinci    kepada    aparat    kepolisian    setibanya    mereka    di    TKP tentang   : 
- Prihal  ledakan  bom  itu  sendiri
- Daerah/area   yang   diperikasa/disisir 
-  Laporan  lainnya   yang   terkait. 

H. Segala    tindakan    agar    tindakan    agar    terlepas    dari    petunjuk    atasan    dan    pihak     manajemen pemberi  kerja. 







 ---------------------------------------

Referensi :
a.    Peraturan Kepala  Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah.
b.    Alex S. Nitisemito; Manajemen Personalia; 1984: 199
c.    T.Hani Handoko; Manajemen; 1994:208
d.    Gouzali Saydam; Manajemen Sumber Daya Manusia; 1996:202
e.    Sumber – sumber lain dari internet

Senin, 14 Maret 2016

DRILL BORGOL POLRI